Penulis: Dhona Maria Ananda
Teman-teman, manusia pada dasarnya hidup dengan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya secara bertahap. Setiap kebutuhan tersebut memiliki tingkatan dan bersifat hierarki. Apabila manusia memenuhi kebutuhannya secara acak, maka ia akan kembali ke tingkatan yang belum terpenuhi, walaupun telah berada di puncak. Itulah kira-kira gambaran sederhana dari teori piramida kebutuhan A. Maslow.
Terlepas dari pro dan kontra, teori piramida kebutuhan A. Maslow diadaptasi ke dalam dunia ekonomi. Hal tersebut melahirkan teori piramida ekonomi, yang prinsip dasarnya sama dengan aslinya yaitu bertingkat dan bersifat hierarki. Lantas, seperti apa teori piramida ekonomi? Yuk, disimak artikelnya.
Teori Piramida Ekonomi Sebagai Metode Adaptasi Dari Teori Piramida Kebutuhan A. Maslow
Teman-teman, setiap manusia pasti memiliki kebutuhkan dari mulai yang terkecil hingga terbesar. Nah, tingkat kebutuhan manusia dapat diterjemahkan ke dalam piramida kebutuhan Maslow. Piramida ini menggambarkan tingkat kebutuhan individu. Dan hal tersebut penting untuk diketahui, karena itu akan terjadi pada semua orang. Walaupun teori ini menghasilkan pro dan kontra, tapi menurut saya pribadi tidak ada salahnya saya dan Teman-teman mempelajari teori tersebut sebagai tambahan wawasan.
Saya pribadi setuju dengan apa yang dikemukakan oleh Maslow dalam teori piramida kebutuhan. Bahwa, berbagai kebutuhan yang jelaskan Maslow adalah bertingkat dan bersifat hierarki. Terkecuali saya atau Teman-teman dari kecil memang hidup dengan doktrin-doktrin tertentu yang menyebabkan teori tersebut menjadi anomali. Iya, faktor latar belakang (keluarga, pendidikan, agama, dan lain sebagainya) seseorang sangat mempengaruhi tindakan dan cara pandang seseorang terhadap sesuatu, termasuk teori piramida kebutuhan.
Teori Piramida Kebutuhan A. Maslow
Teman-teman, ada lima tingkat teori piramida kebutuhan Maslow, yaitu:
1. Kebutuhan Fisiologis: seperti makanan, tidur, minum, dan lain sebagainya.
2. Kebutuhan Keamanan: baik itu keamanan literal yaitu keamanan dari orang jahat, perampok, dan lainnya, serta keamanan finansial atau lain sebagainya.
3. Kebutuhan Kepemilikan dan Kasih Sayang: dengan kata lain kebutuhan untuk dapat diterima secara sosial atau kebutuhan akan perasaan memiliki tempat di tengah-tengah kelompok. Kebutuhan cinta seorang anak oleh ibunya, komunitas hoby, dan lain sebagainya.
4. Kebutuhan Penghargaan: seperti menghormati orang lain, ketenaran, status, reputasi, perhatian, dan sebagainya.
5. Kebutuhan Aktualitas Diri: yaitu keinginan yang konstan untuk dapat mencapai potensi.
Dari level kebutuhan ini, Maslow menggambarkan sebagai level atau tangga kebutuhan. Maslow berpendapat bahwa setelah manusia memenuhi kebutuhan terendah, manusia akan memenuhi kebutuhan di tingkat berikutnya.
Jika manusia memenuhi kebutuhan tingkat atas tetapi tingkat bawah belum terpenuhi, maka manusia akan kembali ke kebutuhan sebelumnya. Jadi urutan piramida tersebut, tidak bisa kita acak semau Saya atau Teman-teman, ya. Atau dengan kata lain urutan piramida kebutuhan tersebut bersifat hierarki.
Teori Piramida Ekonomi
Teman-teman, teori piramida ekonomi merupakan adaptasi dari teori piramida kebutuhan hidup, Maslow. Bahwa, untuk memiliki hidup yang sejahtera, ada 5 hal yang harus dimiliki oleh manusia, yaitu: Dana darurat, Asuransi, Investasi, Dana pensiun dan Warisan.
Sama seperti teori kebutuhan manusia Maslow, teori piramida ekonomi juga bersifat hierarki. Dengan kata lain, urutannya tidak bisa diubah. Contohnya: Saya atau Teman-teman sebaiknya tidak melakukan investasi terlebih dahulu sebelum memiliki dana darurat dan asuransi. Atau Saya dan Teman-teman disarankan untuk tidak membuat Asuransi sebelum kebutuhan akan Dana darurat terpenuhi. Dan seterusnya.
Nah, Teman-teman, begitulah uraian singkat dan padat mengenai apa itu teori piramida ekonomi. Semoga belum puas dengan ulasannya, ya! Karena saya akan bahas lebih lanjut masing-masing tingkatan teori piramida ekonomi di artikel-artikel selanjutnya.
Salam literasi ekonomi.
Plandemic Growth Youtube Channel: Donna Maria Ananda
No comments:
Post a Comment