Penulis: Dhona Maria Ananda
Firstcry parenting |
Berbicara mengenai peran perempuan dan laki-laki memang tidak akan ada habisnya. Sampai saat ini, hal tersebut masih menjadi salah satu topik alot untuk dibahas dan banyak menjadi bahan perdebatan. Kenapa? Karena keduanya merupakan entitas yang bertolak belakang. Beda halnya dengan gender yang memang dibangun oleh masyarakat dan merupakan bentukan dari konstruksi sosial.
Lalu, bagaimana dengan kegiatan yang berhubungan dengan dapur, seperti memasak? Apakah hal tersebut merupakan murni kodrat perempuan? Ataukah memang bentukan dari konstruksi sosial? apakah kolaborasi suami dan istri di dapur juga masih merupakan hal yang tabu untuk dilakukan?
Dinas pemberdayaan perempuan |
Konsep Sex dan Gender
Sebagai lulusan sarjana antropologi sosial, saya jadi teringat beberapa teori dasar hubungan antara perempuan dan laki-laki berkaitan tentang Ethnografi, psikologi, dan gender. Berdasarkan hasil pemikiran West dan Zimmerman, seks dan gender adalah hal yang berbeda. Seks atau jenis kelamin merupakan bawaan biologis dari lahir yang berkaitan dengan anatomi, fisiologi lahiriah, dan hormon. Sedangkan gender lebih kepada achieved status yang dibentuk oleh psikologi, sosial, dan budaya.
Sigmund Freud, mengatakan bahwa gender merupakan sebuah entitas dari jenis kelamin yang dimiliki. Gender merupakan suatu konstruksi sosial budaya, sedangkan jenis kelamin atau anatomi tubuh lebih berkaitan dengan takdir.
Ketika kuliah ethnografi dulu, pikiran saya terkadang melayang jauh ke peradaban masa silam di mana sistem masyarakat belum serumit sekarang. Sistem serta konstruksi mengenai hak dan kewajiban masyarakat hanya terbagi berdasarkan jenis kelamin.
Laki-laki yang diciptakan dengan struktur anatomi yang kuat dan kokoh sangat cocok untuk bercocok tanam, berburu, membangun pemukiman, dan berbagai pekerjaan berat lainnya. Sedangkan, perempuan dengan anatomi yang tercipta hanya bertugas mengurus anak, diam di rumah, dan mengolah hasil panen atau buruan yang didapatkan oleh laki-laki. Ekslusivitas tersebut melahirkan pemikiran bahwa yang pantas dan bisa bekerja adalah kaum laki-laki. Hal tersebut juga merupakan cikal bakal superioritas laki-laki dan melahirkan sistem kehidupan yang patriaki.
Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya kebudayaan, spektrum gender pun menjadi semakin luas. Apalagi dengan berkembangnya ilmu dan teknologi yang memang tidak pernah mengenal jenis kelamin dan gender. Siapa yang dapat melaju dan mengendalikan teknologi dan ilmu pengetahuan, dialah yang dapat berkuasa. Beragam teori mengenai kesadaran gender pun semakin menggema. Salah satunya adalah teori Freudian yang mengatakan bahwa anak laki-laki akan mengidentifikasikan dirinya sebagai laki-laki karena mengikuti anatomi dari sang Ayah. Begitupun sebaliknya.
Aliansi laki-laki baru |
Memasak dan Pedagogi Feminis
Memasak awalnya merupakan sebuah kegiatan yang diidentifikasikan dengan jenis kelamin. Namun, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, memasak tidak hanya dilakukan oleh perempuan.
Salah satunya melalui pedagogi feminis yang mempelajari suatu strategi untuk mencapai nilai kesetaraan gender dalam dunia pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Apabila hal tersebut terlaksana, bukan hanya perempuan yang dapat merasakan manfaatnya, tapi anak dan kaum laki-laki pun dapat merasakan kehidupan yang damai tanpa diskriminasi. Contohnya, memasak menjadi salah satu kegiatan yang terbebas dari diskriminasi gender.
Fimela |
Manfaat Masak Bersama Istri atau Suami
Kolaborasi memasak di antara suami dan istri ternyata memiliki dampak yang sangat positif. Dilansir dari situs KumparanMom, berikut merupakan beberapa manfaat masak bersama suami atau istri:
1. Memiliki waktu kebersamaan dan keintiman berkualitas yang lebih banyak tanpa gangguan
2. Melatih kerjasama dan mengasah kekompakan suami istri
3. Menciptakan gaya hidup sehat dengan memasak masakan rumah
4. Menjadi pelajaran berharga untuk anak mengenai kemandirian, kerjasama, dan kesabaran.
#suamiistrimasak Sebagai Bentuk Kesetaraan Gender
Sebagai pendukung kesetaraan gender, saya pribadi sering melakukan kegiatan masak bersama di dapur. Saya seringkali mengingatkan kepada suami bahwa memasak bukanlah hal yang tabu untuk dilakukan oleh seorang laki-laki. Suami yang memang keturunan keluarga tradisional, sedikit demi sedikit mau menerima pemikiran radikal istrinya ini dan merasakan manfaat dari kegiatan memasak bersama.
Seperti mengulang nostagia masa sewaktu masih berdua dulu, kesalahan dan kekonyolan saat memasak menjadi bahan tertawaan bersama dengan indahnya. Seperti salah masukan bumbu atau masakan yang jadi tidak jelas juntrungannya tanpa tau penyebabnya.
Namun, kesalahan-kesalahan kecil dalam memasak tersebut tidaklah menjadi suatu masalah besar selama kecap ABC selalu menyertai kebersamaan kami di dapur. Bersama kecap ABC masakan yang tidak sempurna selalu menjadi lezat dan kaya rasa. #suamiistrimasak juga merupakan kampanye yang digaungkan kecap ABC secara konsisten sejak tahun 2018.
PT. Heinz ABC Indonesia |
Karena berbagai manfaat nyata yang dirasakan, kampanye #suamiistrimasak berlanjut hingga sekarang. Tahun 2019 kampanye #suamiistrimasak dilakukan selama hari kesetaraan perempuan. Tahun 2020 kampanye #suamiistrimasak di eksekusi melalui kerjasama dengan platform edukasi untuk melibatkan anak-anak pada hari kesetaraan perempuan. Tahun 2021 kampanye #suamiistrimasak berkolaborasi dengan pasangan artis christian Sugiono dan Titi Kamal untuk menekankan pentingnya kolaborasi suami dan istri di dapur.
PT. Heinz ABC Indonesia |
Jujur, tulisan ini pun terlahir setelah melihat video YouTube #suamiistrimasak kecap ABC (https://www.youtube.com/watch?v=NWaFeHSab0o). Di sana digambarkan keseruan dan manfaat #suamiistrimasak dalam kehidupan berumah tangga. Asalnya tidak pernah terpikirkan untuk menuliskan kegiatan memasak yang sering saya lakukan bersama suami. Namun, kampanye #suamiistrimasak Kecap ABC membuat saya bersemangat untuk menginspirasi seluruh pasangan suami istri di seluruh Indonesia dalam bentuk tulisan.
Jadi, segera ajak #suamiistrimasak bersama, ya!
Plandemic Growth Youtube Channel: Donna Maria Ananda
No comments:
Post a Comment