Penulis: Dhona Maria Ananda
Sepak terjang Benny Wullur di dunia hukum, sudah tidak perlu diragukan lagi. Banyak kasus-kasus unik yang ia selesaikan dengan baik. Tak heran namanya kini makin terdengar harum di kalangan para pengacara.
Namun, siapa sangka ahli hukum dari Bandung ini memiliki banyak keahlian di luar bidangnya. Hal tersebut didapat karena kegemarannya dalam belajar. Belajar adalah hobi tutur ahli hukum serba bisa ini. Lantas hal apa saja yang telah ia kuasai? dan apa alasan dibalik itu? Yuk, kita simak bersama kisahnya di artikel ini.
Latar belakang Keluarga
Teman-teman, Benny Wullur lahir di sebuah keluarga sederhana di kota Bandung. Ayahnya merupakan seorang karyawan biasa di sebuah perusahaan. Sedangkan, ibunya merupakan seorang sales buku, panci, dan lain-lain.
Ketika ayahnya di PHK, maka ibu yang menjadi tulang punggung keluarga. Ibunya jugalah yang berjuang membiayai sekolah anak-anaknya. Sementara ayahnya yang waktu itu telah berusia 55 tahun, berjuang dengan mengerjakan pekerjaan domestik, termasuk mengantar anak-anak bersekolah.
Ayahnya selalu bercerita, bahwa beliau selalu merasa minder, karena tidak dapat menyelesaikan sekolah. Padahal beliau sekolah di Belanda dan menguasai lima bahasa, yaitu: Belanda, Cina, Inggris, Jepang, dan Indonesia. Hal tersebut, menjadikan seorang Benny Wullur memiliki jiwa pejuang dan hobi belajar.
Cita-cita
Teman-teman, Benny Wullur sangat ingin sekali menjadi seorang petinju. Karena ia berpikir selain terlihat kuat, petinju juga dapat menghasilkan banyak uang. "Jangan seperti Papa, badannya kecil, jadi enggak bisa lawan kalau ada yang ganggu," sahut ayahnya. Kalimat tersebut terekam, dan mengantarkan Benny Wullur kecil menjadikan 'Mike Tyson' sebagai idola.
Demi mewujudkan cita-citanya Benny Wullur mengikuti kursus berbagai macam bela diri. Dari mulai taekwondo, judo, jujitsu, kateda, dan silat. Banyak penghargaan diterimanya ketika mengikuti berbagai macam bela diri. Namun, tidak untuk prestasi sekolah. Berkat nasihat wali kelas, akhirnya ia menyadari satu hal, bahwa ia harus bersekolah baik untuk menghargai perjuangan ibunya.
Selepas dari SMU, Benny Wullur melanjutkan kuliah di jurusan Hukum Universitas Parahyangan. Ia menjadi salah satu lulusan tercepat, berkat motivasi yang diberikan ibunya, "Mama izinkan kamu jadi petinju kalau sudah lulus kuliah,".
Sontak ia pun menjadi rajin belajar agar cepat menjadi seorang petinju.
Profesi
Teman-teman, Benny Wullur kini telah menjadi seorang Ahli hukum ternama. Namun, perjalanan karir pengacara dari Bandung tersebut tidak semulus yang kita kira. Meskipun telah menjadi seorang sarjana hukum, diperlukan waktu dan biaya lagi untuk menjadi seorang pengacara. Tentunya dengan mengesampingkan mimpinya menjadi petinju.
Di awal karirnya, Benny Wullur diterima kerja di sebuah perusahaan bukan sebagai ahli hukum, melainkan bidang produksi. Namun, kerja kerasnya untuk menjadi karyawan yang baik dan jujur, mengantarkannya kepada jabatan Direktur operasional. Banyak sekali pelatihan yang ia ikuti selama bekerja disana, termasuk pelatihan Advokat pada tahun 2022. Pelatihan tersebut menjadi trigger seorang Benny Wullur menjadi seorang pengacara.
Benny Wullur resmi menjadi seorang pengacara pada tahun 2007. Karirnya sebagai pengacara dari Bandung mulai naik setelah nama Benny Wullur tercetak di koran, karena memenangkan kasus seorang dokter yang dituduh melakukan pengeroyokan terhadap pengacara.
Pengalaman demi pengalaman menjadi ahli hukum pun dilalui dengan cemerlang.
Berbagai ide penyelesaian berhasil ia gaungkan, seperti dalam kasus perusahaan asuransi yg di PKPU-kan, investasi bodong, perusahaan yang gugat karyawan, dan lain-lain.
Kini ia dan tim sedang menyiapkan proyek jasa konsultasi pengacara melalui Zoom. Dimana di setiap kecamatan akan didampingi oleh pengacara dari berbagai spesialis.
"Lawyer itu ada spesialisnya juga seperti dokter. Diharapkan masyarakat mengetahuinya, sehingga jangan sampai salah penjelasan," tutur Benny Wullur.
Ahli Hukum Serba Bisa
Teman-teman, cita-cita masa kecil Benny Wullur yang ingin menjadi seperti Mike Tyson, mengantarkannya masuk ke dalam dunia bela diri. Seni bela diri yang pertama kali ia tekuni adalah Taekwondo. Namun, ia memutuskan untuk tidak melanjutkannya ketika jatuh sakit, karena merasa tertinggal. Padahal waktu itu ia telah memegang ban kuning.
Olah raga seni bela diri yang ia tekuni selanjutnya adalah Judo. Di sana, ahli hukum tersebut mulai menyadari bahwa setiap jenis bela diri memiliki keunikannya masing-masing. Akhirnya, ia pun mengikuti berbagai seni bela diri lainnya, seperti Jujitsu, Kendo, Silat, dan Kateda. Selain memenangkan berbagai kejuaraan di berbagai jenis bela diri, hobi belajarnya pun semakin terasah.
Tidak berhenti sampai disana, ia pun belajar Hypnotherapy dan Tenaga prana. Semua keterampilan yang ia dapatkan tersebut perlahan berubah menjadi hobi yang dibayar. Selain itu, semua keterampilan yang ia pelajari ternyata banyak berguna dalam menjalani profesinya sebagai pengacara.
"Semakin banyak belajar, semakin banyak celah yang dapat dilihat," tutur Benny Wullur. Ia juga mengatakan bahwa, belajar pada bidang yang disukai atau belajar karena hobi membuat semua kegiatan terasa menyenangkan. Hal tersebut akan mendorong kejeniusan seseorang keluar.
"Saya suka belajar hukum, jadi saya pelajari semua pengetahuan tentang hukum, tidak berhenti di satu spesialisasi. Itu saya lakukan agar saya selalu dapat melihat peluang sekecil apapun dari sebuah kasus," tutur Benny Wullur.
Nah, teman-teman, begitulah kira-kira gambaran singkat mengenai berbagai keterampilan yang dikuasai salah satu pengacara dari Bandung ini. Serba bisa kan? Jadi, apabila Teman butuh jasa ahli hukum, ingat saja nama Benny Wullur.
Plandemic Growth Youtube Channel: Donna Maria Ananda