Penulis: Dhona Maria AnandaZonadona.com
Pengangkatan rahim kerap dibumbui oleh berbagai mitos tidak sedap. Betul, Zoners??? 😌
Hal tersebut tentu membuat wanita yang mendapatkan keharusan melakukan prosedur operasi tersebut menjadi panik.
Jangan khawatir, Zoners...berikut merupakan beberapa mitos operasi pengangkatan rahim yang hoax:
👉 Langsung Sebabkan Menopause
Dilansir dari Medical News Today, menopause setelah melakukan operasi pengangkatan rahim memang bisa terjadi. Hal tersebut terjadi jika kedua indung telur (ovarium) diangkat.
Namun, jika hanya satu ovarium yang diangkat, menopause secara langsung tidak akan terjadi. Menopause akan terjadi biasanya dalam kurun waktu lima tahun dari prosedur pengangkatan rahim.
👉 Memengaruhi Kehidupan Seks
Menurut Dr. Theresia Rina Yunita, operasi pengangkatan rahim justru dapat meningkatkan fungsi seksual.
Hal tersebut dikarenakan setelah operasi tidak akan ada lagi rasa sakit, pendarahan, dan kram yang menggangu.
Prosedur pengangkatan rahim juga tidak akan memengaruhi panjang, klitoris, dan syaraf bagian depan vagina.
👉 Menyebabkan Bekas Luka yang Besar
Bekas luka bergantung pada besar atau kecilnya rahim. Namun, sayatan untuk rahim yang besar juga biasanya berukuran kecil dan tidak invasif.
Jika rahim berukuran normal, operasi pengangkatan rahim dapat dilakukan melalui vagina.
👉 Hanya Dilakukan oleh Wanita Dewasa dengan Kanker Rahim
Operasi ini dapat dilakukan pada semua kalangan usia yang mengalami masalah pada rahim.
👉 Masih Bisa Hamil Setelah Histerektomi Parsial
Wanita yang melakukan prosedur operasi pengangkatan rahim (meskipun sebagian) biasanya tidak akan dapat hamil.
Menurut Dokter Arina, operasi pengangkatan rahim meskipun hanya sebagian menyebabkan janin tidak memiliki tempat untuk berkembang.
#gynecologicaldiseases #mitoshoaxhisterektomi #hoaxmythabouthysterectomy #operasirahim #mitospengangkatanrahim